• Login
  • Register
  • Contact us
HAGI
  • Home
  • About HAGI
    • Introduction
    • Mission
    • Committee
    • Associated Societies
  • Membership
    • New Registration
    • Confirmation
    • Member Directories
  • News
  • Events
    • Upcoming Events
    • Regular Course
    • Guest Lecture
  • Publications
    • Resonansi
    • Jejak Geofisika
    • Jurnal Geofisika
    • Jurnal Geofisika (EarthDoc)
    • Paper Library
  • Knowledge
    • Open Dataset
    • Geofisika 101
    • Open Source/Free Software
    • e-Books
  • Students
  • Komwil
  • Toggle Mobile Menu
  • Back to Top

Berita HAGI / 5 February 2018

Gempa Jakarta

MUNGKIN kita tidak akan pernah tahu bahwa Jakarta dulu pernah luluh lantak akibat gempa jika Arthur Whichmann tidak menyusun katalog sejarah gempa Indonesia pada tahun 1918. Gempa dahsyat Jakarta kala itu terjadi pada malam hari tanggal 5 Januari 1699. Batavia mengalami bencana gempa bumi yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tak pernah dibayangkan.

Willard A. Hanna dalam bukunya “Hikayat Jakarta” menggambarkan lebih detil dampak gempa yang terjadi. Dikisahkan bahwa citra Batavia yang dijuluki Ratu Timur menjadi pudar setelah diguncang peristiwa gempa dahsyat tersebut. Guncangan gempa yang terjadi digambarkan amat mengerikan karena disertai letusan gunung api dan hujan abu tebal. Dampak gempa disebutkan menimbulkan kerusakan parah di seluruh penjuru kota, bahkan menyebabkan kacaunya persediaan air bersih di Batavia akibat porak porandanya sistem aliran air di seluruh kota.

Batavia ternyata tidak sekali itu diguncang gempa merusak. Dalam catatan Whichmann berikutnya disebutkan bahwa pada tanggal 22 Januari 1780, Batavia kembali diguncang gempa kuat yang merusak. Beberapa sumber manyebutkan gempa ini merubuhkan Observatorium Mohr, yaitu observatorium pertama di Batavia yang dibangun pada 1765.

Sayangnya, kedua catatan peristiwa bencana di Jakarta tersebut kini sudah dilupakan banyak orang. Bahkan dalam literatur kajian bahaya gempa bumi kita, kejadian tersebut jarang disebut.

Lebih dari 2 abad lamanya, Jakarta tidak terjadi gempa kuat yang merusak. Artinya, hampir 4 generasi pemukim di Jakarta tidak pernah mengalami peristiwa gempa dahsyat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini tampaknya mampu membangun sebuah anggapan bahwa wilayah Jakarta merupakan kawasan aman gempa bumi. Apalagi hingga kini belum ada bukti yang shahih keberadaan sumber gempa di wilayah Jakarta.

Anggapan Jakarta aman gempa ternyata salah. Pada tanggal 23 Januari 2018 lalu gempa berkekuatan M 6,1 mengguncang Jakarta. Semua orang dibuat kaget dan tersadar, ternyata Jakarta tidak aman gempa. Dan satu hal penting untuk dicatat bahwa pusat gempa tersebut ternyata bersumber di Samudra Hindia, sebuah tempat yang jaraknya lebih dari 150 kilometer dari Jakarta.

Kuatnya guncangan gempa membuat seluruh warga panik. Mereka gagap karena tidak tahu harus berbuat apa. Kini terbukti, ternyata warga Jakarta tidak siap menghadapi gempa. Mereka banyak yang belum tahu langkah tepat saat jika di dalam rumah atau gedung bertingkat. Apakah harus memaksakan diri lari keluar atau cukup mencari tempat aman di dalam rumah? Apakah tetap bertahan di lantai gedung tempat mereka tinggal atau harus turun gedung lewat tangga? Bingung dan panik justru dapat membahayakan keselamatan saat krisis. Sekali ini dapat dimaklumi, karena selama ini warga Jakarta selalu berhadapan dengan banjir ketimbang gempa, tetapi kedepan warga Jakarta harus siap menghadapi gempa.

Gempa selatan Banten lalu sebenarnya memberi pesan penting kepada warga Jakarta dan sekitarnya, bahwa sumber gempa dari jauh pun dapat menjadi ancaman bagi Jakarta. Gempa kemarin hanya berkekuatan M 6,1 sementara hasil kajian terbaru Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) menunjukkan bahwa zona subduksi selatan Jawa Barat dan Banten mampu memicu gempa dengan kekuatan M 8,7. Jika itu terjadi, maka wilayah Jakarta akan terdampak guncangan dengan intensitas VI-VII MMI (Modified Mercally Intensity) yang artinya Jakarta berpotensi mengalami kerusakan.

Warga Jakarta harus memahami kesiagaan, meski di Jakarta tidak terdapat sumber gempa, tetapi Jakarta dapat diguncang gempa kuat dari sumber gempa sesar aktif di Jawa Barat dan Banten, serta ancaman sumber gempa zona subduksi lempeng di Samudra Hindia.

Kini saatnya warga Jakarta dan sekitarnya harus memulai eduksi mitigasi bencana agar lebih memahami bahaya gempa bumi dan cara menghadapinya. Kegiatan sosialisasi yang melibatkan para ahli dapat dilakukan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, perkantoran, dan di tengah-tengah masyarakat. Aspek keamanan bangunan juga harus diperhatikan. Perlu ada audit bangunan dan gedung bertingkat serta perlunya dilakukan penguatan (retrofitting) jika ditemukan bangunan yang tidak mememenuhi standar aman gempabumi.

Warga Jakarta sepatutnya menerima kenyataan akan adanya potensi bahaya gempa ke depan. Kondisi alam yang kurang “bersahabat” ini tentu harus diterima, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, semua itu adalah risiko yang harus dihadapi sebagai penduduk yang tinggal dan menumpang di batas pertemuan lempeng tektonik.***

Daryono
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
Vice President HAGI Divisi Science and Technology

Berita HAGI / 22 January 2018

Kunjungan Hagi ke Kompas.com

Berawal dari tulisan Pak Daryono (BMKG) selaku VP Science Tech. HAGI yang sering mengisi kolom berita di kompas, maka pada tanggal 10 Januari 2018 Hagi melakukan kunjungan ke kompas.com yang beralamatkan di Gedung Kompas Gramedia Unit 2, Palmerah Selatan. Pada kesempatan kali ini perwakilan HAGI di wakili oleh Bapak Arif Gunawan, Bapak Randy Condronegoro, Bapak Riky Hendrawan dan Ibu Miranthi C. Dewi.

Tujuan kunjungan HAGI datang ke kompas adalah memperkenalkan hagi kepada kompas.com dan juga melakukan sosialisasi event hagi yaitu EAGE-HAGI 1st Asia Pacific Meeting on Near Surface Geoscience & Engineering dan PIT HAGI Semarang yang semuanya akan dilaksanakan pada tahun 2018 ini.

Di akhir pertemuan ,Kompas.com khususnya divisi Science yang berfokus pada berita actual yang scientific menantang hagi untuk menulis berita seputar geofisika untuk dishare di kompas.com dengan munggunakan bahasa yang popular. Jika nantinya anggota hagi mempunyai  komitmen untuk terus menulis, maka kompas.com akan memberikan ruang penulisan untuk di publikasikan.

Berita HAGI / 19 December 2017

Geophysical Excursion PHE & HAGI 2017 “Aplikasi Metode Passive Seismic, Gravity, dan Magnetic untuk Eksplorasi MIGAS”, Watuprahu – Bayat, Klaten, Jawa Tengah

Dalam menghadapi tantangan pada kegiatan Eksplorasi MIGAS, Seorang Explorationist harus terus meningkatkan inovasi dan strategi yang optimal pada kegiatan pencarian Hidrokarbon. Tantangan Eksplorasi yang dihadapi bukan hanya mampu merekonstruksi terbentuknya jebakan hidrokarbon secara aspek Geologi melainkan juga dapat mengkonfirmasi keadaan bawah permukaan berdasarkan data – data yang salah satunya menggunakan metode Geofisika. Selain menggunakan metode konventional (Seismik refleksi), metode Geofisika lain bervariasi yang salah satunya yaitu Passive seismik. Passive seismik, Gravitasi, dan Magnetik digunakan juga sebagai metode indikator keberadaan Hidrokarbon dengan kecenderungan lebih ekonomis dibandingkan Seismik refleksi.

Ide pemikiran Metode Passive seismik yaitu Hidrokarbon sebagai suatu sistem berpori dalam batuan reservoir dapat dideteksi sebagai deformasi karakteristik dari spektrum noise bumi alami dalam jangkau frekuensi yang rendah (antara 2 – 6 Hz). Sinyal mikroseismik berfrekuensi rendah ini direkam secara pasif di permukaan bumi dengan seismometer yang sangat sensitif, dan selanjutnya secara spektroskopis dianalisis untuk menghasilkan sebuah spektrum tertentu yang unik, yang dapat digunakan sebagai indikator keberadaan hidrokarbon (Graf et al., 2007).

Sedangkan metode Gravitasi memiliki konsep bahwa gaya tarik menarik antara dua benda yang memiliki rapat massa yang berbeda. Rapat massa yang berbeda itulah nantinya akan dapat identifikasi fitur – fitur bawah permukaan seperti sub basin dan struktur bawah permukaan, delineasi target eksplorasi serta evaluasi prospek, sedangkan aplikasi dalam monitoring reservoar, metode gravitasi dapat mendeteksi perubahan fluida dalam reservoir sehingga bisa digunakan dalam monitoring pergerakan fluida dalam reservoar.

Dan Metode Magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi (suseptibilitas) yang nantinya juga dapat mengidentifikasi keadaan bawah permukaan.

Melalui acara Geophysical Excursion PHE – HAGI “Aplikasi Metode Passive Seismic, Gravity, dan Magnetic Untuk Eksplorasi Migas” yang dilakukan di Yogyakarta pada tanggal 28-30 November 2017. Kegiatan diawali dengan pemaparan dasar teori Metode Passive Seismik, Gravitasi, dan Magnetik di dalam kelas. Keesokan harinya kegiatan dilakukan di lapangan dengan agenda melakukan praktik penggunaan alat untuk masing – masing metode. Setelah mengetahui dasar teori dan penggunaa alat, pada hari ketiga dilakukan pengenalan pengolahan dan interpretasi dari ketiga metode tersebut.

Pada hari Ke-2 selain melakukan praktik penggunaan alat, dilakukan juga fieldtrip ke daerah Watu Prahu, Bayat, Kalaten Jawa tengah. Fenomena geologi daerah Bayat yang tersingkap sangat menarik dimana secara garis besar batuan tersingkap dapat di golongkan menjadi 3 yaitu Batuan beku (kristalisasi dari magma yang keluar), batuan sedimen (endapan dari material batuan yang tererosi) dan batuan metamorf (hasil kompaksi dari batuan sebelumnya). Keseluruhan batuan tersebut tersebar dalam area yang dekat sehingga memudahkan untuk mengetahui aktifitas geologi yang telah lalu dan saat ini masih berlangsung.

Geophysical Excursion PHE–HAGI ”Aplikasi Metode Passive Seismic, Gravity, dan Magnetic Untuk Eksplorasi Migas” ini merupakan kegiatan Pertamina Hulu energy yang bekerjasama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) sebagai satu-satunya wadah komunikasi para ahli geofisika di Indonesia, Pertamina UTC, Pertamina Geothermal Energy, dan Universitas Gadjah Mada.

Pada acara ini Pertamina Hulu Energy (PHE) sebagai perusahan yang merupakan bagian dari PT. Pertamina (Persero) mengikutsertakan Anak Perusahaan lain yang menjadi bagian dari PHE. Rusalida Raguwanti selaku Senior Manager Asset Management Non-Operator mewakili Manegement PHE berpendapat bahwa sebagai seorang explorationist harus juga dapat mengetahui dan mendalami metode – metode Geofisika diluar metode konventional Seismic refleksi. Data – data yang diperoleh selanjutnya diharapkan dapat menambah justifikasi untuk penggambaran kondisi bawah permukaan. Sambutan hangat juga dilakukan Oleh Ade Anggraini dan Nukman selaku Ketua komisariat Himpunan Ahli Geofisika Indonesia regional Yogyakarta.

Peningkatan dan refreshment seorang Explorasionist perlu dilakukan untuk meningkatkan dan menguatkan kompetisi pencarian Hidrokarbon demi meningkatkan jumlah cadangan hidrokarbon sebagai pemenuhan kebutuhan Energi Indonesia.

Berita HAGI / 31 October 2017

HAGI HOUSTON

Organisasi harus terus tumbuh, lebih besar dan mengakar. Setelah diresmikannya HAGI Komisariat Wilayah Eropa di Madrid, kami melihat beberapa potensi calon Komwil di luar negeri. Dari hasil analisa, banyak sekali anggota HAGI yang menetap di Amerika, baik dalam tugas belajar maupun sebagai pekerja professional. Untuk menyikapi hal tersebut, pengurus pusat HAGI memutuskan agar mulai menjajaki perwakilannya di Amerika.

Selain HAGI, salah satu organisasi yang sudah ada di Houston adalah SIEP (Society of Indonesian Energy Professionals), wadah para profesional Indonesia, tidak hanya bidang migas, namun lebih luas yaitu energi. Tanggal 13 Oktober 2017, HAGI diundang secara khusus untuk sharing knowledge dalam acara Special Continuing Education Event di Houston. Sehari sebelumnya, 12 Oktober 2017, kami juga menghadiri acara SIEP Open Forum Discussion dengan pembicara utama dari Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam yang merupakan Sekjen HAGI untuk Presiden ke 14, periode 2002 – 2004.

Tepat 13 Oktober 2017, Acara Special Continuing Education Event dilangsungkan after office hour. Kurang lebih pukul 18.00 waktu setempat acara dimulai dengan makan bersama dengan menu makanan khas Indonesia, ayam bakar dengan nasi yang dibungkus daun pisang. Acara berlangsung di Kantor Konjen RI 10900 Richmond Ave, Houston Tx, 29 miles dari Bandara George Bush. Dibuka oleh Dr. Dudi Rendusara, President SIEP Houston, seorang diaspora lulusan Texas A&M yang lebih dari 18 tahun berkarir di Amerika. Selanjutnya Dr. Nana Yuliana selaku Konsul Jenderal Indonesia di Houston menyampaikan beberapa pernyataan, diantaranya ucapan selamat dan terima kasih kepada SIEP dan HAGI atas berlangsungnya kegiatan tersebut, yang menurut beliau dipandang sebagai salah satu upaya pendidikan dan komunikasi dua arah tentang kondisi industri migas di Indonesia maupun di Amerika. Pada kesempatan tersebut juga ditandatangani kesepakatan bersama (MoU) antara HAGI dan SIEP Houston. MoU ini merupakan dokumen kesepakatan pertama untuk SIEP dan dokumen kesepakatan kedelapan untuk HAGI. Poin utama dari kesepakatan tersebut adalah agar dilakukannya pertukaran informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan baik di bidang fosil maupun non fosil (energi baru dan terbarukan) secara dua arah.

Gambar 1. Penandatanganan MoU HAGI SIEP oleh Dr Dudi Rendusara dan Rusalida Raguwanti disaksikan oleh Sekjen.

Tepat pukul 19.30 waktu setempat, acara dilanjutkan oleh presentasi dari Dr. Rudy Ryacudu, Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi. Beliau berbicara mengenai aktivitas eksplorasi di Indonesia selama 5 tahun terakhir dan kaitannya dengan Pertamina. Selanjutnya Presiden HAGI, Rusalida Raguwanti banyak menyampaikan seputar tantangan dan peluang geosaintis Indonesia dalam kondisi saat ini. Salah satu poin menariknya adalah hasil survey dari HMGI di tahun 2017, menyebutkan bahwa pekerjaan sebagai Peneliti masih menjadi tujuan utama lulusan Geofisika di Indonesia. Hal ini menjadi refleksi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia untuk masa depan masih akan terus mekar. Di sisi lain, sekaligus akan menjadi tantangan bersama bagaimana menyediakan lapangan pekerjaan tersebut, mengingat setiap tahun terdapat hampir 1000 orang lulusan Geofisika dari berbagai Universitas di Indonesia. Pada kesempatan tersebut tidak lupa Sekjen Eksternal HAGI, Arif Gunawan dan VP Organisasi & Komisariat Wilayah, Helmi Indrajaya turut serta memaparkan peran dan harapan HAGI dalam rangka kemajuan anggota pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Tepat pukul 21.30, setelah diskusi yang panjang dengan para anggota SIEP serta beberapa mahasiswa doktoral dari Texas A&M, acara harus diakhiri. Dari kawasan konjen kami bergerak ke Selatan, La Quinta Inn Westchase. Di tempat tersebut secara simbolis HAGI mengukuhkan beberapa anggota yang menetap di Houston, diwakili oleh Inta Bozkurt, Averrouz Mostavan dan Eddy Luhurbudi. Ini merupakan embrio dan menjadi bekal beberapa langkah untuk pembentukan komisariat wilayah selanjutnya, HAGI Komwil Amerika. Tidak lupa di sela sela kegiatan selama di Houston kami juga berkesempatan khusus untuk mengunjungi TGS, perusahaan multi client geosains data. Dengan disambut langsung oleh CEO, Kristian Johansen, kami juga dipandu untuk melihat perkembangan teknologi terkini terkait data Seismik. Salah satunya mengenai 2D Cube Advance Processing Seismic Data.

Gambar 2. Pengukuhan HAGI Komwil Houston. Kiri kanan berdiri : Riky Pandito, Helmi Indrajaya, Eddy Luhurbudi, Averrouz Mostavan dan Rudy Ryacudu. Kiri-kanan duduk : Rusalida Raguwanti, Inta Bozkurt dan Arif Gunawan.

Gambar 3. HAGI Bertemu dengan CEO TGS. Dari kiri ke kanan Helmi Indrajaya, Rudy Ryacudu, Rusalida Raguwanti, Kristian Johansen, Arif Gunawan dan Riky Pandito
Gambar 4. Foto bersama dengan Ibu Konjen, Dr. Nana Yuliana (duduk berbaju kuning). Photo by Averrouz Mostavan

Mudah mudahan kegiatan dan perjalanan ini dapat memberikan dampak yang positif untuk masa depan bersama.

Salam HAGI. Riky Pandito

Berita HAGI / 3 October 2017

Hasil PEMILU HAGI 2017

Yth Bapak/Ibu dan Rekan-Rekan HAGI,

Pemilihan umum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) tahun 2017 telah selesai dilaksanakan. Kepanitian Pemilu HAGI 2017 telah melaksanakan serangkaian tahapan Pemilu, mulai dari tahapan persiapan, penjaringan bakal calon presiden, launching calon presiden, kampanye, debat Capres, pemungutan dan penghitungan suara, diakhiri dengan penetapan Presiden HAGI untuk periode 2018-2020.

Adapun tatawaktu dan realisasi pelaksanaan Pemilu HAGI pada tahun 2017 ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Launching Pemilu : Feb 2017
  2. Penjaringan Bakal Calon : Mar 2017
  3. Verifikasi dan Penetapan Calon : Apr 2017
  4. Launching Calon Presiden HAGI : Apr 2017
  5. Kampanye : Mei 2017
  6. Debat Calon Presiden I : Jun 2017
  7. Distribusi Surat Suara : Jul 2017
  8. Penerimaan Surat Suara : Ags 2017
  9. Debat Calon Presiden II : Sep 2017
  10. Verifikasi Surat Suara : Sep 2017
  11. Perhitungan Suara : Sep 2017

Berdasarkan hasil penjaringan bakal calon yang dilakukan selama bulan Maret 2017 Panitia Pemilu menetapkan 2 kandidat Calon Presiden yang sudah lulus pada proses verifikasi. Bapak Andri Dian Nugraha dari ITB ditetapkan sebagai Capres nomor urut 1(satu) dan Bapak Abdul Haris dari UI sebagai Capres nomor urut 2(dua).

Pelaksanaan Debat II, verifikasi surat suara dan perhitungan surat suara dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan Joint Convention HAGI IAGI IATMI IAFMI di Ijen Suites Hotel, Malang. Debat Capres II berlangsung dengan semangat dengan moderator Bpk Arif Gunawan selaku Sekjen Internal HAGI dan juga didampingi oleh Panelis debat Bpk Dicky Rahmadi Aprillian (Presiden HAGI Periode 2014-2016) dan Bpk Andi Eka Sakya (Kepala BMKG) serta didampingi juga oleh para Presiden HAGI terdahulu.

Pada tanggal 26-27 September 2017 dilaksanakan proses verifikasi surat suara oleh Panitia Pemilu HAGI 2017 dan disaksikan oleh saksi dari kedua Capres. Sdr. Agung Adi Susanto selaku saksi dari Capres no.1 Bpk. Andri Dian Nugraha dan Sdr. Reza Syahputra selaku saksi dari Capres no.2 Bpk. Abdul Haris. Hasil verifikasi surat suara adalah sbb :

Jumlah amplop surat suara : 493

Jumlah surat suara tidka lolos verifikasi :149

Jumlah surat suata lolos verifikasi : 344

Selanjutnya pada tanggal 28 September 2017, dilakukan Penyampaian Laporan Kerja Komwil HAGI periode 2016-2018 dan Tahapan Perhitungan Surat Suara Pemilu. Pada tahapan perhitungan surat suara perwakilan dari Bapak Andri Dian Nugraha dan Bapak Abdul Haris kembali diminta naik ke atas panggung sebagai saksi pada saat proses pembukaan kotak suara dan perhitungan. Proses perhitungan berlangsung dengan tertib dan semarak. Setelah membacakan semua surat suara yang ada dalam kotak suara didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :

Total surat suara yang dihitung : 344

Jumlah surat suara SAH :342

Jumlah surat suata TIDAK SAH : 2

Surat suara dukungan untuk Capres no.1 terhitung sebanyak 203 surat suara (59.36%) dan jumlah surat suara untuk Capres no.2 terhitung sebanyak 193 surat suara (40.64%). Berdasarkan hasil perhitungan surat suara tersebut dan melalui persetujuan saksi dari masing-masing kandidat, Panitia Pemilu menetapkan Bapak Andri Dian Nugraha sebagai Presiden terpilih HAGI Periode 2018-2020.

Kami dari Panitia Pemilu juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi dan semangat positif yang dibawa oleh Bapak Abdul Haris dan tim selama rangkaian Pemilu ini berlangsung.

Selamat kepada Bapak Andri Dian Nugraha atas amanah yang diberikan oleh seluruh anggota HAGI, semoga Bapak Andri dapat memimpin HAGI menjadi HAGI yang lebih baik, berjaya dalam keilmuan Geofisika dan berkontribusi kepada masyarakat Indonesia.

Salam,

Kepanitian Pemilu HAGI 2017

Berita HAGI / 26 September 2017

Live Event : Debat Calon President HAGI

 

Website : http://hagi.or.id/live  |  Instagram : @infohagi  |  Twitter : @infoHAGI

Berita HAGI / 26 September 2017

Rundown Acara Debat dan Perhitungan Surat Suara PEMILU HAGI 2017

Download Rundown

Berita HAGI / 23 September 2017

Sharing Bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Jakarta – Rabu (20/9) Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), selain melaksanakan tugasnya menghimpun seluruh geofisikawan terutama di Indonesia, juga memberikan perhatian terhadap kegiatan mahasiswa geofisika hingga lulusan yang dihasilkan setiap tahunnya. Berkaitan dengan pembukaan CPNS 2017 dan mendengar keluhan dari fresh graduate terkait adanya perbedaan nama program studi, yakni prodi yang menggunakan kata teknik geofisika dan prodi geofisika saja, HAGI dengan sigap melakukan kunjungan ke salah satu lembaga riset pemerintah yang di dalamnya juga menampung ahli geofisika, yaitu LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Wakil HAGI yaitu President HAGI periode 2016-2018 Ibu Rusalida Raguwanti, Sekjen HAGI Bapak Arif Gunawan, Bapak Djedi S. Widarto, Oddy A. Pradhana, dan wakil dari teman-teman fresh graduate yaitu Yohanes Dimas, Firsta Kamandika, dan Raysita Galuh D.J.

Bersama Dr. Heru Santoso, M.App.Sc (Kepala Biro Organisasi dan Sumberdaya Manusia), HAGI mendapatkan penjelasan mengenai kebutuhan LIPI akan tenaga geofisika termasuk pada pembukaan CPNS tahun 2017 ini. Beliau menjelaskan bahwa segala penerimaan akan kebutuhan tenaga peneliti di LIPI adalah permintaan dari Unit Kerja LIPI sebagai user, yg kemudian diusulkan ke LIPI Pusat, dan kemudian diteruskan ke BKN (Badan Kepegawaian Negara) untuk dibuka lowongan. Di dalam perekrutan ini, Bapak Heru menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan dalam ijazah dr geofisika maupun teknik geofisika dalam pendaftaran ke LIPI. Hal ini ditinjau dari berbedaan mata-kuliah yg keduanya tidak signifikan, atau sekitar 80 – 90% memiliki kesamaan.

Bapak Heru juga menjelaskan agar masyarakat berhati-hati dengan selebaran (flyer) yg beredar, karena ada beberapa syarat yang belum sesuai atau belum ditambahkan. Syarat yang diminta oleh LIPI dalam perekrutan PNS 2017, yaitu IPK di atas 3.0 dan program studi harus terakreditasi A. Masalah ini menjadi diskusi panjang mengingat beberapa universitas dengan prodi geofisika/teknik geofisika yang mendapatkan akrefitasi di bawah nilai A, karena prodi tersebut baru berdiri atau faktor lainnya. President HAGI Ibu Rusalida pun memberikan gambaran bahwa Program Studi Geofisika/Teknik Geofisika yg baru berdiri juga memiliki potensi yang sama dengan geofisika lain yg telah lama berdiri. Kemudian usulan ini akan dipertimbangkan pada perekrutan tahun depan.

Lalu bagaimana dengan Prodi Fisika dengan peminatan kebumian? Syarat yg diajukan oleh LIPI pada tahun ini hanyalah geofisika/ teknik geofisika. Untuk geofisika yang masih peminatan, yg masih masuk ke dalam Prodi Fisika, saat ini belum jadi pertimbangan pihak LIPI dengan alasan mata kuliah belum memenuhi syarat kemiripan, yakni mencapai 70-80% seperti halnya geofisika/teknik geofisika. Akan tetapi jangan berkecil hati, karena slot untuk fisika pun ada di dalam penerimaan CPNS LIPI 2017 dan kembali lagi kebutuhan akan SDM LIPI untuk masing-masing unit kerja LIPI. HAGI menyarankan mengenai pemenuhan teknik dan non- teknik pada fakultas atau program studi, utk membuat surat yang menyatakan adanya kesamaan mata-kuliah 70-80% geofisika di universitas tersebut dengan teknik geofisika lainnya.

Tidak hanya itu, yang menjadi catatat HAGI selanjutnya yaitu memikirkan cara terbaik agar menyelesaikan masalah ini tidak hanya di LIPI, namun juga kepada instansi lainnya.

HAGI terus berusaha untuk dapat menjadi wadah dalam menampung aspirasi geofisikawan Indonesia. Bersemangat dan sinergi dalam keberagaman.

-Raysita Galuh Dwi Jayanti

Berita HAGI / 29 August 2017

Marine Seismic Acquisition – The missing manual, IRockS Monthly Talk

Setelah selama ini fokus pada diskusi terkait rock physics dan aplikasinya, pada acara monthly talk yang berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2017 IRockS mengangkat tema akuisisi seismik laut sebagai topik bahasan. Topik ini cukup menarik perhatian peserta yang datang dari kalangan industri, universitas, dan beberapa staf BPPT yang terlibat dalam kegiatan kapal Baruna Jaya.

Materi yang dibawakan oleh Bapak Paulus T. Allo dari StatOil Indonesia ini mengangkat hal-hal yang jarang ditemukan dalam text book seismik, dan karenanya disebut sebagai “The Missing Manual”. Bapak Paulus dalam presentasinya menyampaikan bahwa kegiatan akuisisi seismik laut terdiri dari 20% aspek teknikal dan 80% aspek non-teknikal. 80% aspek non-teknikal ini, disebut sebagai “The missing manual”, ternyata menyita lebih banyak waktu dan geofisikawan diharapkan mampu memahami serta mengatasi masalah-masalah non-teknikal ini agar survei akuisisi seismik tidak terhambat dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Aspek non-teknikal ini meliputi lingkungan, nelayan, izin dan surat-surat, relasi dengan pemerintah (pusat dan daerah), dan ekspektasi masyarakat.

Diakhir presentasinya, Bapak Paulus menunjukkan hal penting terkait aspek teknikal akuisisi seismik laut seperti disain survei yang mencakup source and streamer analysis dan studi iluminasi.

Materi presentasi dalam acara ini dapat diperoleh dengan mengirimkan email ke alamat leonard.lisapaly@gentingenergy.com

Acara IRockS selanjutnya akan dilakukan pada awal Oktober 2017 dengan tema digital rock characterization (DRC). Acara bertemakan akuisisi seismik darat akan dilaksanakan pada bulan November 2017.

Berita HAGI / 28 August 2017

Penandatanganan Nota Memorandum Saling Pengertian Antara BMKG-HAGI

Jakarta – Jumat (25/8) BMKG menyelenggarakan kegiatan penandatanganan nota memorandum saling pengertian dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia di ruang rapat gedung A lt 1. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya,M.Eng dengan Presiden HAGI Ir. Rusalida Raguwanti, M.Sc.

Fokus dari perjanjian pelaksanaan kerjasama ini mengacu pada penelitian dan pengembangan dalam bidang geofisika, selain itu pemanfaatan sarana dan prasarana, pemanfaatan data dan informasi MKG, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia BMKG melalui workshop dan seminar.

Dr. Andi Eka Sakya sangat mendukung sekali kegiatan kerjasama kedua pihak ini, karena saat ini Pemerintah sangat tergantung kepada Kementerian lembaga dan organisasi- organisasi riset untuk perkembangan teknologi ke depannya. Hal ini ditandai oleh kondisi yang sedikit – demi sedikit kita mulai dipaksa untuk bertransformasi dari tugas -tugas yang awalnya hanya bersifat teknis operasional menjadi kajian- kajian yang lebih profesional, ungkap Dr. Andi Eka dalam sambutannya.

Sambutan Dr. Andi Eka pun mendapatkan respon positif dari Ir. Rusalida, “saat ini tugas-tugas yang diberikan kepada badan- badan penelitian pun semakin meningkat sehingga kami pun berusaha untuk memberikan kontribusi seoptimal mungkin untuk sharing tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan keahlian yang kami miliki dengan K/L dan swasta“, ujar Rusalida.

Acara dihadiri oleh pejabat eselon I, II dan III dilingkungan BMKG dan diakhiri dengan pertukaran cinderamata.

Source

  • 1
  • 2
  • 3
  • …
  • 17
  • Next Page »

Register
Forgot your password?

Resonansi Terbaru

Resonansi Edisi 2 / 2015

Resonansi Edisi 2 / 2015

Berita Terbaru

  • Gempa Jakarta

    5 February 2018
  • Kunjungan Hagi ke Kompas.com

    22 January 2018

Upcoming Events

  1. Regular Course: Workshop: Inlining Static Geological Model into POD Regulation with Real Example of Constructing Robust Model of Shallow Marine Reservoir

    April 16 @ 00:00 - April 20 @ 23:59
  2. Regular Course: Overpressure in Sedimentary Basins: Mechanism, Prediction, Its Application to Geohazard and Petroleum System Analyses, and Case Studies from some Indonesian’s Sedimentary Basins

    July 23 - July 27

View All Events

Komisariat Wilayah

Komwil HAGI

HAGI Powered by:

Copyright ©2017 HAGI — Himpunan Ahli Geofisika Indonesia — Syarat dan Ketentuan | Powered by