Pada bulan Juni 1974 Prof. R. Mugiono ditugaskan oleh Proyek Kerjasama UGM-Vrij Univeriteit, Amsterdam untuk melakukan rapat evaluasi proyek di Negeri Belanda. Sebelum berangkat ke Negeri Belanda beliau menawarkan diri kepada Direktur Lemigas untuk sekalian mampir ke Paris sambil mengevaluasi kemajuan para calon pegawai Lemigas yang waktu itu sedang belajar di Ecole Nationale Superieure du Petrole et des Moteurs (ENSPM), Institute Francais du Petrole (IFP), yang kampusnya terletak di luar kota Paris, Perancis. Pada hari Sabtu di bulan Juni 1974, di lobby sebuah hotel di kota Paris duduklah Prof. Mugiono dikelilingi oleh beberapa karyawan Lemigas yang sedang tugas belajar di Perancis a.l. Sarjono Dipowirjo, Djoni Bhikuning Putra, Suprajitno Munadi dan Suheimi Nurusman. Pada kesempatan itu Prof. Mugiono melontarkan ide: “Bagaimana ya kalau di Indonesia dibentuk organisasi profesi semacam EAGE di Eropa? Kebetulan Sarjono Dipowirjo dan Djoni Bhikuning Putra yang baru pulang kongres European Association of Exploration Geophysicists (EAEG) di Madrid dan teman-teman lain, menanggapinya dengan serius. Akhir pembicaraan menyimpulkan tentang perlunya dibentuk himpunan profesi semacam itu.Permasalahannya adalah bagaimana memulainya?

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan pertemuan team kecil dan memilih tokoh-tokoh yang saat itu dapat dianggap mewakili profesi geofisikawan Indonesia yang di sponsori oleh Direktur Lemigas, Ir. Sjarief A. Loebis.Pada tanggal 11-12 Februari tahun 1975 pertemuan diadakan di Mess Lemigas jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan tujuan menginventarisasi ahli-ahli Indonesia yang bergerak dibidang Geofisika, mengetahui apa yang mereka kerjakan dan membahas perlu atau tidaknya didirikan Himpunan Geofisikawan Indonesia.Dengan cuma-cuma para peserta rapat dapat tinggal di tempat tersebut selama dua hari pertemuan termasuk makan dan makanan kecil. Pengambil prakarsa utama untuk pertemuan tersebut di atas ialah ialah Profesor Mugiono almarhum dari jurusan Fisika Universitas Gajah Mada dan Mohamad Untung (kini Dr. dan APU) dari Direktorat Geologi. Pertemuan dihadiri oleh wakil-wakil dari 13 instansi antara lain: FMIPA UGM (Prof. R. Mugiono, Drs. Kirbani Sri Broto Puspito), Direktorat Geologi Bandung (Ir. M. Untung, Ir. Hafny M. Noer, Ir. Marino), Lembaga Fisika Nasional (Drs. Ardjoeno Brodjonegoro), Departement Fisika ITB (Prof. M. Barmawi, Dr. Sri Jatno), Departement Geofisika & Meteorologi ITB (Drs. Susilo Prawirowardoyo), Badan Meteorologi& Geofisika (Drs.Susanto), Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional (Ir. Sidharta Soemarno), Pertamina (Ir. Hariadi N.), Dirjen Migas (Ir. Soedarsono), Fakultas Teknik Geologi UGM (Ir. Almuhran Kadri, Ir. Djabar Soepomo), Departemen Teknik Geologi ITB (Ir. M. Iwan Tachjuddin, Ir. M. Azis Magetsari), Elnusa Data Seis (Drs. Anung Widodo), Lemigas (Ir. Suheimi Nurusman Dipl. Ing, Drs. Suprajitno Munadi Dipl. Ing, Drs. Sarjono Dipowirjo Dipl. Ing,Drs. Komar Karta Dipl. Ing.)

Menyadari akan pentingnya ilmu geofisika untuk menyingkap rahasia apa yang terkandung di dalam bumi Indonesia, maka pertemuan tersebut memutuskan bahwa perlu dibentuk suatu himpunan yang mewadahi para geofisikawan agar dapat saling mengenal dan saling berkomunikasi dengan baik, dan membentuk Panitia Persiapan berdirinya Himpunan Geofisikawan Indonesia anggotanya antara lain:
Ketua   : Prof. R. Mugiono (FMIPA UGM),
Anggota : Prof. Dr. M. Barmawi (Dept. Fisika ITB), M. Untung (Direktorat Geologi), Ir. Iwan Tahjuddin (Geologi ITB), Drs. Susilo Prawirowardoyo (Dept. Geofisika & Metorologi, ITB).
Tugas panitia ini adalah merumuskan anggaran dasar (AD) Himpunan Geofisikawan Indonesia, menentukan tempat pertemuan tahun berikutnya, menghubungi Badan-Badan Geofisika internasional dan mencari dana untuk pertemuan ilmiah tahun berikutnya serta mengumpulkan dan menyeleksi paper-paper yang masuk.

TERBENTUKNYA HAGI

Pertemuan ilmiah pertama dilakukan di gedung auditorium Direktorat Geologi, Jl. Diponegoro 57 pada tanggal 9-10 Oktober 1976.Jumlah peserta lebih kurang 200orang yang terdiri dari geofisikawan, fisikawan, geologiawan dan beberapa orang geodesi.Panitia pertemuan ini ialah Panitia pendiri himpunan yang disebut terdahulu. Dalam pertemuan ini di samping presentasi hasil karya juga diadakan rapat untuk mensyahkan himpunan yang akan dibentuk.
Kesimpulan rapat para peserta setuju untuk didirikan suatu himpunan atau asosiasi. Soal nama menjadi perdebatan yang lumayan seru. Pada pertemuan itulah diputuskan nama Himpunan Ahli Geofisika Indonesia yang disingkat HAGI sebagai pengganti nama Himpunan Geofisikawan Indonesia yang semula dipersiapkan. HAGI (HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA) atau dalam bahasa Inggrisnya ialah INDONESIAN ASSOCIATION OF GEOPHYSICISTS sebagai himpunan profesi dengan A.D. dan A.R.T. dan nama yang sah yang berdiri pada tanggal 9 Oktober 1976.
Pertemuan ini juga disahkan sebagai Pertemuah Ilmiah Tahunan (PIT) pertama.Sebagai ketua HAGI pertama secara aklamasi dipilih R. Mugiono, sedangkan sebagai wakil ketua M. Untung.Anggota pengurus lain ialah Bendahara, Neni Srie Utami (sekarang Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Eksplorasi dan Sumberdaya Mineral, EDM), Sekretaris dan Redaksi, Iwan Tahjuddin Taib.Kantor HAGI berada di sebuah kamar di Direktorat Geologi, Jl. Diponegoro 57. Pada tahun-tahun berikutnya kantor masih berada di Direktorat Geologi sampai suatu saat dipandang perlu untuk berpindah-pindah sesuai dengan domisili pengurus.

*Sumber sebagian diambil dari tulisan Prof. Suprajitno Munadi (Alm)

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN DAN JOINT CONVENTION

PIT II dilakukan di kampus UGM, Yogyakarta pada tanggal 9-10 Oktober 1977. Lokasi PIT berkisar antara Bandung, Jakarta dan Yogyakarta sampai dengan PIT 23. PIT 24 dicoba dilakukan di Surabaya. Hasilnya cukup sukses.Setiap PIT selalu dilakukan pada awal-awal bulan Oktober sesuai dengan lahirnya HAGI.PIT diadakan setiap tahun yang dilaksanakan secara bergilir di tiap tiap daerah yakni: Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Bandar Lampung, Denpasar, Makassar, Palembang, Medan dan Solo. Pemilihan kota didasarkan kepada aspirasi Komisariat Wilayah yang akan diputuskan oleh Pengurus Pusat. Komisariat Wilayah sendiri dibentuk sesuai AD ART HAGI yang merupakan bentuk perwakilan HAGI di daerah ditempat-tempat anggota HAGI berkumpul dan berkegiatan, saat ini sudah terdapat 19 Komisariat Wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia dan dua diantarnya berada di luar negeri yakni di kota Kuala Lumpur, Malaysia dan Perth, Australia. Pergantian pengurus melalui pemilihan selalu diselenggarakan tiap dua tahun sekali dan bagi yang terpilih hanya satu periode saja menjabat.Dengan demikian setiap anggota mendapat kesempatan untuk menjabat sebagai ketua.
Seiring dengan perkembangan dan keinginan para ahli kebumian untuk melaksanakan kegiatan bersama, maka untuk pertama kalinya dilaksanakan Joint Convention HAGI dan IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) di jakarta pada tahun 2003 dan disepakati akan dilakukan setiap 2 tahun sekali, sehingga pada tahun 2005 dilakukan Joint Convention HAGI-IAGI-PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia)yang berlangsung di Surabaya dan pada tahun 2007 dilakukan Joint Convention di Bali bersama IAGI danIATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia). Pada Tahun 2015 rencana Joint Convention selain akan dilaksanakan kembali dengan IAGI juga akan dilakukan bersama IATMI dan IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia).

PUBLIKASI

HAGI memiliki beberapa jenis publikasi, yang pertama adalah Jurnal Geofisika yakni merupakan suatu jurnal ilmiah yang memberikan wadah bagi akademisi, peneliti, praktisi, serta mahasiswa untuk dapat memasukkan hasil penelitian, baik yang bersifat empiris maupun teori dengan kualitas yang baik, berupa paper ilmiah yang akan disosialisasikan kepada seluruh anggota HAGI. Publikasi kedua berupa Majalah Resonansi yang sejak tahun 2012 berubah menjadi Geo-Resonansi, dimana isinya meliput seluruh kegiatan HAGI, profil tenaga ahli, liputan PIT, ulasan teknologi terkini,  kegiatan kemahasiswaan serta berita-berita diseputar kegiatan HAGI. Buku Proceding PIT yang diterbitkan pada saat PIT HAGI berlangsung juga merupakan salah satu bentuk publikasi HAGI, karena didalamnya memuat seluruh abstrak dari seluruh paper ilmiah yang diterima dan dipresentasikan di acara PIT. Saat ini sedang berlangsung proses pengumpulan dan dokumentasi kembali dalam bentuk digital, seluruh Buku Proceding PIT sebagai salah satu upaya mengumpulkan kekayaan intelektual HAGI dan agar tetap dapat  bermanfaat bagi generasi HAGI berikutnya dimasa mendatang. Selain publikasi-publikasi diatas HAGI juga menerbitkan buku-buku dengan tema tertentu yang ditulis oleh para akademis dan tenaga ahli dibidangnya.

KEGIATAN SOSIAL

HAGI ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial, baik dalam usaha sosialisasi pendidikan Geofisika bagi murid sekolah-sekolah dan guru-guru sekolah, mengundang pihak instansi pemerintah lokal atau dosen universitas lokal pada kursus-kursus regular HAGI, mapun dalam bentuk penyuluhan tentang terjadinya gempabumi serta cara penyelamatan dari bencana, seperti yang telah telah dilakukan di Medan, Padang, Begkulu, Lampung dan Yogya. HAGI juga ikut aktif mengadakan penggalangan dana serta memberikan bantuan bagi korban bencana alam yang beberapa kali terjadi di Indonesia, seperti Tsunami Aceh, Gempa Padang, Gempa Yogyakarta, Gempa Pangandaran, Letusan Gunung Merapi, Letusan Gunung Sinabung, serta yang terakhir Korban Tanah Longsor Banjarnegara.

KERJASAMA INTERNASIONAL

Dalam kancah Internasional, HAGI juga bekerjasama dengan beberapa organisasi profesi sejenis misalnya SEG (Society of Exploration Geophysicists), SEGJ (Society of Exploration Geophysics of Japan), danEAGE  (European Assocation of Geoscientist & Engineers). Pertemuan ilmiah bersama dengan SEG dilangsungkan di Jakarta pada tahun 2006 dan di Nusa Dua Bali pada tahun 2010. Penandatanganan kerjasama HAGI–SEGJ dilaksanakan pada 14 Oktober 2014, dan pada tahun 2015 HAGI berencana melakukan Signing Agreement dengan EAGE yang akan dilakukan di Madrid, Spanyol. Kerjasama Internasional ini akan membawa manfaat bagi HAGI dan tentu anggota HAGI karena didalamnya termasuk juga kesempatan memperluas ruang lingkup manfaat anggota HAGI secara Internasional.

HAGI KEDEPAN

Kedepan HAGI akan berusaha untuk tetap menjadi Organisasi Profesi Ilmu Kebumian yang independen, Mandiri ,Profesional dan Terpercaya, serta mampu berkolaborasi dan berkontribusi dengan seluruh stakeholdernya bagi kemajuan Indonesia. Sesuai dengan Visi dan Misi HAGI maka HAGI akan berusaha meningkatkan manfaat organisasi bagi anggotanya,  melalui kolaborasi dari seluruh elemen akademik, industri dan professional serta institusi pemerintah dalam bentuk peningkatan dan sosialisai Ilmu Geofisika serta aplikasinya.
Selain itu juga HAGI ingin mengambil peran aktif dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, melalui bantuan informasi dan tenaga ahli yang diperlukan dalam upaya-upaya yang terkait dengan Ilmu Geofisika serta pemanfaatannya, baik dalam mitigasi bencana maupun sosialisasi di bidang pendidikan, yang sesuai dengan visi dan misi HAGI dengan menempatkan HAGI sebagai salah satu organisasi profesi yang strategis dan penting dalam konsep Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia

DAFTAR KETUA SEJAK BERDIRINYA HAGI

  1. Prof. Ir. R. Mugiono, periode 1976-1978
  2. Ir. J. Rainir Dhadar, periode 1978 -1980
  3. Ir. Hariadi, periode 1980 – 1982
  4. Dr. Ir. Muhamad Untung, M.Sc., periode1982-1984
  5. Ir. A.M. Naim, periode 1984-1986
  6. Ir. Soetedjo Soeyitno, periode 1986-1988
  7. Ir. Gatot Karyoso, periode 1988-1990
  8. Ir. Sudharmono, periode 1990-1992
  9. Prof. Dr. Ir. Hery Harjono, M.Sc., periode 1992-1994
  10. Ir. Pertangkuhen Manik, periode 1994-1996
  11. Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc., PGDip.Diab., IPU., periode 1996-1998
  12. Dr. Ir. Basuki Puspoputro, M.Sc., periode 1998-2000
  13. Dr. Ir. Eko Widianto MT., IPU., periode 2000-2002
  14. Adriansyah, M.Sc., Ph.D., periode 2002-2004
  15. Prof. Dr. Wawan Gunawan Abdul Kadir, MS., periode 2004-2006
  16. Abdul Mutalib Masdar, M.BA, periode 2006-2008
  17. Ir. Elan Biantoro, M.Sc., periode 2008-2010
  18. Ir. Yosi Hirosiadi, M.Sc., periode 2010-2012
  19. Prof. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D., periode 2012-2014
  20. Dicky Rahmadi Aprillian, S.Si., M.Si., periode 2014-2016
  21. Ir. Rusalida Raguwanti, M.Sc., periode 2016-2018
  22. Prof. Dr. Andri Dian Nugraha, S.Si, M.Si., periode 2018-2020
  23. Muharram Jaya Panguriseng, ST., M.Si., periode 2020-2022