Kejadian gempa di Palu pada 28 September 2018 memberikan dampak kerusakan yang sangat signifikan. Kondisi ini diperparah oleh adanya gelombang tsunami yang menerjang pantai Palu, Sigi dan Donggala, serta terjadinya likuifaksi yang sangat masif. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban yang meninggal dunia mencapai 2.081 jiwa. Sedangkan kerugian akibat kejadian ini, BNPB merilis angka Rp. 18.4 T, tentu sebuah angka kerugian yang sangat signifikan.
Kejadian gempabumi, tsunami dan likuifaksi memberikan pembelajaran penting bagi kita untuk bersikap bijak dan lebih siaga. Terutama kesiap siagaan dan langkah pengurangan risiko bencana pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi terjadinya bencana gempabumi.
HAGI, sebagai salah satu organisasi keprofesian dalam bidang ilmu kebumian menjadi penting untuk mengambil peran melakukan edukasi dan mitigasi bencana kebumian. Peran HAGI untuk memberikan edukasi tentang fenomena bencana kebumian kepada para pemangku kepentingan penanggulangan bencana adalah sesuatu yang dibutuhkan. Pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena dinamika bumi yang berakibat terjadinya gempabumi akan menjadi rujukan dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Pada 28 September 2019, tepat setelah satu tahun kejadian gempabumi, tsunami dan likuifaksi di Palu – Donggala, Sulawesi Tengah. Komwil HAGI Palu, Sulawesi Tengah bekerjasama dengan Prodi Fisika dan Prodi Teknik Geofisika Universitas Tadulako menyelenggarakan Seminar Nasional Fisika 2019 tentang “Bencana Alam Dalam Perspektif Sains”. Acara Seminar Nasional ini menghadirkan pembicara Dr. Andri Dian Nugraha (Presiden HAGI / Dosen Teknik Geofisika ITB) dan Dr. Daryono (VP. Mitigasi Bencana Kebumian / BMKG Jakarta).
Dr. Andri Dian Nugraha memaparkan hasil penelitian dengan topik “Seismological Study of Mw 7.5 Palu Earthquake”, sedangkan Dr. Daryono memaparkan hasil penelitiannya dengan topik “Potensi Gempabumi dan Tsunami di Palu serta Mitigasinya”. Seminar Nasional yang diselenggarakan selama satu hari di Conference Room, Media Center, Universitas Tadulako. Peserta yang hadir lebih dari 100 orang yang terdiri dari mahasiswa Prodi Fisika dan Prodi Teknik Geofisika, dosen dan akademisi Universitas Tadulako, Pemda Sulawesi Tengah dan masyarakat umum.